STRESS
Arti penting stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis,
emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian
seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan
mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik
maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di
akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan
atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini
maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik
atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri
seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan
bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa
yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti
atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan
karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu
persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang
menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress
dapat diartikan sebagai:
Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan
individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap
kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan
psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi
oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada
seseorang.
General adaptation syndrome
a.Alarm
reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi
stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau
khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme
untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah
dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b.The
stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah
mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan
somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan
menghadapi masalah,
misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah
dan sebagainya
c.Stage
of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala
psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal,
impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan
tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
Menurut Hans Selya membagi stress membagi stress
dalam 3 tingkatan
a.Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia,
senang, menantang, dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi
bersifat positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu
perkawinan.
b.Distress
merupakan respon stress yang
buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi
c.Optimal stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress
dan distres, merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi
masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan
produktivitas kerja dan berani bersaing.
Menurut Lazarus dan Folkman, kondisi fisik,
lingkungan, dan sosial merupakan penyebab dari kondisi stres disebut dengan
stressor.Istilah stressor pertama kali diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis
stressor dikelompokkan sebagai berikut : masalah perkawinan, masalah keluarga,
masalah hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah
hukum, keuangan, perkembangan penyakit fisis dan lain-lain
Macam-macam Stressor
Ada beberapa jenis-jenis stressor psikologis
(dirangkum dari folkman, 1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1. Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu.Secara
umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan
usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari dan memiliki
bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus
tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self
esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa
tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2. Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk
mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam
mendapatkan hasil yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek
psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun
depresi.
3. Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan
dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua
kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik
yaitu :
a. Approach –
approach conflict, terjadi apabila individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai,
misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir
yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk
menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat
mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidence –
avoidence conflict, terjadi bila
individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak disenangi,
misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia
tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial
untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan
memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena
masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach –
avoidence conflict, adalah situasi
dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar
dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang
berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak
dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dpat
disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan
sosial yang menjadi penyebab dari kondisi stres.
Symptom-Reducing Responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan
berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus
merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki
mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk
mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense
mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat
menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan
individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya,
ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang
mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang
menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut
akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang
tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki
nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia
miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan
orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang
memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan
kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat
diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan
menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan
kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada
rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata
temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya
sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang
pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh
atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel
masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang
tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan
dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja
melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak
dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi.”
10. Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan
semua makanan yang menjadi pantangannya.
11. Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang
apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan
lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu
maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12. Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi
konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan
lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan
rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
13. Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu
bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain
dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif
(terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain
dengan adu argument saat rapat berlangsung.
Coping strategy
koping yang digunakan individu secara sadar dan
terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode
koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu
menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang
dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease),
tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang
memberikan wellness dan prestasi.
Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk
mengatasi stres. Biofeedbacknadalah suatu teknik untuk mengetahui bagian
tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik
ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau
umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu.Biofeedback kurang efektif
untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur
istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur
dapat membuat orang jarang mengalami stres.
Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk
mengurang stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam
untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan
kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan
lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap
hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang
dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa
lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam
menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.
Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus
memiliki empat komponen pokok:
1. Peningkatan kesadaran terhadap
masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi
situasi yang tengah berlangsung.
2. Pengolahan
informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman
yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan
pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
3. Pengubahan perilaku: suatu tindakan
yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan,
meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
4. Resolusi damai:
suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.
Pendekatan
problem solving terhadap stress
Pengertian Problem Solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat,
sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat. Atau ketika kita
mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih baik kita berdoa dan memohon
petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Strategi coping yang spontan mengatasi stress,
yaitu :
Menurut Lazanus, penanganan stress atau coping
terdiri dari dua bentuk, yaitu :
- Problem-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada masalah)
Penanganan stress atau coping yang digunakan oleh
individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
- Emotional-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada emosi)
Penanganan stress dimana individu memberikan respon
terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan penilaian
defensive.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan,
dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.
Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi
abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment