Konsep
Sehat
Pengertian sehat menurut WHO adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan.
Ada beberapa pengertian sehat lainnya salah satunya yaitu Sehat adalah
perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lin (aktualisasi).
Kesehatan
juga dipengaruhi oleh 6 faktor :
1.Udara
2.Air
3.Makanan dan minuman
4.Keseimbanganemosi
5.Olahragateratur
6. Istirahat cukup
Jika ke-6
faktor tersebut terganggu, maka otomatis kesahatan kita pun terganggu. Dengan
demikian kita harus menjaga kesehatan agar tetap sehat dan bisa melakukan
aktifitas seperti biasanya.
Komponen Sehat
· Sehat
fisik : sehat anatomi dan fungsi
· Sehat
mental : rasional, emosi sesuai dengan realita, spiritual
· Sehat
sosial : bersosialisasi dengan
lingkungan
· Sehat
ekonomi : mampu membiayai atau mengurusi dirinya sendiri atau menunjukan
prestasi
Sejarah Kesehatan Mental
“Kesehatan mental” ungkapan ini diciptakan oleh W.
Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui
"pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.
Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit
mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas
melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Ada 3
Pendekatan Kesehatan Mental
1.
Orientasi Klasik
2.
Orientasi Penyesuaian Diri
3.
Orientasi Pengembangan Potensi
Teori Kepribadian Sehat Kepribadian Sehat menurut aliran
Psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud
(1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan
dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran.
Teori
psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu
energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu
untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada
fungsi psikis yang berbeda yaitu :
a.
Id
b.
Ego
c.
Super Ego
Kepribadian
yang sehat menurut psikoanalisis :
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan
ego.
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
B. Kepribadian Sehat menurut aliran
Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S–R (stimulus
dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan
bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari
kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme
sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958).
Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki
sikap dengan bawaan sendiri.
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang
obyektif.
Jadi,
manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan
respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap
tidak memiliki diri sendiri.
C. Kepribadian Sehat menurut
Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon
Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap
individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk
mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar
sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian
Diri
Penyesuaian diri lebih cenderung untuk
selalu berproses dan berkembang dengan demikian kemampuan individu dalam
melakukan penyesuaian diripada waktu sekarang ini belum
tentu efektif digunakan pada waktu mendatang.
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses
sepanjang hayat ( lifelong process ), dan manusia terus-menerus berupaya
menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang
sehat. Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang
sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk
memelihara kondisi – kondisi keseimbangan yang lebih wajar
Ada
beberapa ciri penyesuaian diri yang efektif, seperti :
1.
Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Realita
2.
Memiliki Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan
juga Kecemasan
3.
Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang dirinya
4. Memiliki
Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
5. Mempunyai
kemapuan Relasi Interpersonal yang baik
Individu
yang memiliki serta memenuhi ciri-ciri tersebut dapat digolongkan sebagai
individu yang memiliki kesehatan mental yang positif.
Pertumbuhan
Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel
mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara
terus-menerus.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau
warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya
akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor budaya
Tidak di
pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Stress
Arti penting stres
Stress sendiri dalam artian Psikologis adalah sebuah reaksi spesifik bagi individu terhadap stressor ,
atau ancaman dan tuntutan yang datang dari diri sendiri ( dalam ) maupun dari
luar individu tersebut mencoba untuk“survive”.
Pengertian
Stress
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi
waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses
tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian
diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap
kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus
bertahan.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan
emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif
ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi
stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang
dihadapinya.
Faktor inividual dan sosial- penyebab stres :
·
Faktor lingkungan
·
Faktor organisasi
·
Faktor pribadi
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukancontent melainkan juga menentukan relationship. Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya sehingga makin efektif komunikasi
yang berlangsung diantara komunikan.
Memulai Hubungan
a. Pembentukan
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan
hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi
dari reaksi kawannya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap
perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi
demografis.
b) sikap
dan pendapat (tentang orang atau objek).
c) rencana
yang akan datang.
d) kepribadian.
e) perilaku
pada masa lalu.
f) orang
lain serta,
g) hobi
dan minat.
Proses pembentukan kesan :
Stereotyping
Stereotyping ini juga
menjelaskan terjadinya primacy effect dan halo
effect yang sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara
sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah
yang menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona
stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif,
dan pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.
Implicit Personality Theory
Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang
sifat-sifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan
teori yang dipergunakan orang ketika membuat kesan tentang orang lain. Teori
ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu disebut implicit personality
theory. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua psikolog, amatir,
lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu hari anda menemukan pembantu
anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti jujur, saleh, bermoral tinggi.
Teori anda belum tentu benar, sebab ada pengunjung masjid atau gereja yang
tidak saleh dan tidak bermoral.
Atibusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan
karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan
Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution),
tetapi di sini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi
merupakan masalah yang cukup poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan
psikologi sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap.
Secar garis besar ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi
kejujuran.
b. Daya tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara
pandang orang
lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan
tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan
cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap
memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai
bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai
cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang
baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan
personal.
Hubungan Peran
Model peran.
Menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus
memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai
dengan peranannya.
Konflik
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal
ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Adequacy peran dan Autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara
informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut.
Ø Intimacy dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan
interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim.
Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak.
Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain.
Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan.
Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut sebagai berikut :
1. Persaudaraan
2. Persahabatan
3. Percintaan
Ø Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam
keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika
tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya
kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman
berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti
lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan
kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Namun, respon alami kita
adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat
disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri
kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah
persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang
yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian
tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus
.
Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.
Cinta dan Perkawinan
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri
atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih
harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih
pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim
atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan
menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam
rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria
menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam
menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai
menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.
Hubungan dalam Perkawinan
Menurut
pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan
juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa
ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam
pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun
perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok
dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.
Tahap pertama : Romantic
Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang
menggebu-gebu.
Tahap kedua : Dissapointment
or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap
saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha
menang atau lebih benar dari pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge
and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang
sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri
pasangannya.
Tahap keempat : Transformation.
Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati
pasangannya.
Tahap kelima : Real
Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan,
keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak
menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan
yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari
semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin
mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya
dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama
menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Pekerjaan dan Waktu Luang
Tujuan yang dicari
dalam pekerjaan yaitu menjadikan pekerja menjadi “baik”,, baik disini maksudnya
adalah menjadikan pekerja lebih terpenuhi kebutuhan hidupnya an keluarganya,
dan mereka menghindari aktifitas mereka yang menjadikan mereka “buruk”. Dan
disini atasan pun berperan penting dalam mengubah sikap karyawan mereka
agar dapat bekerja lebih keras dan mencapai kinerja pekerjaan yang lebih
tinggi.
Definisi nilai pekerjaan :
Pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah
itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan pada manusia sebagai akibat dari
dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Sehubungan dengan
kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap
kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk menyukai pekerjaan.
Proses dalam memilih pekerjaan :
Proses perkembangan dalam pemilihan pekerjaan
bagi individu dijelaskan oleh Donald Super. Perkembangan pemilihan karier
pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu :
a. Cristalization
b. Spesification
c. Implementation
d. Stabilization
e. Consolidation
Memilih pekerjaan yang cocok
Dalam memilih pekerjaan yang cocok dibutuhkan tes
psikotes agar calon pekerja tidak salah dalam mengambil pekerjaan. Tes psikotes
disini juga akan menguntungkan kedua belah pihak, seleksi yang kurang tepat
akan menyebabkan kerugian besar baik karyawan maupun perusahaan yang
bersangkutan.
Dari sisi pegawai, jika kita terseleksi dalam
pekerjaan yang kurang cocok dengan potensi psikologis yang kita miliki, akan
timbul ketidaknyamanan dalam bekerja, kurang termotivasi, bahkan dapat
enimbulkan stress kerja, yang pada akhirnya membuat kita keluar dari pekerjaan
tersebut. Oleh sebab itu kita membutuhkan psikotes untuk melihat sejauh mana
potensi psikologis kita agar tidak salah memilih pekerjaan.
Sedangkan
dari sisi perusahaan, menemukan orang yang tepat merupakan upaya yang sangat
sulit yang selalu dihadapi. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi dan pelatihan
yang dibutuhkan akan sangat mahal, tidak efisien, menurunkan motivasi, serta
masih ditambah biaya untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan
karyawan tersebut.
Masing-masing kepribadian memiliki
kecocokan dalam bidang pekerjaan tertentu :
1. Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar,
sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
2. Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan :
direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
3. Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan :
keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
4. Seorang Plegmatis cocok dalam bidang
pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer service.
Waktu Luang
Bagaimana memanfaatkan waktu luang tersebut ?
Waktu luang yang tersedia
untuk remaja dan orang dewasa di Jerman sekarang lebih banyak daripada yang
tersedia sepuluh tahun lalu – rata-rata enam setengah jam per hari. Orang
Jerman paling suka menghabiskan waktu itu dengan berolahraga atau dengan
mengikuti acara budaya. Waktu yang dihabiskan penduduk Jerman di depan pesawat
televisi atau dengan mendengar radio lebih sedikit dibandingkan dengan kebanyakan
negara OECD lainnya. Tidak hanya pada orang jerman, banyak orang indonesia juga
meluangkan waktunya dengan bersantai, membaca buku, hiburan dan dengan cara
yang positif agar lebih fresh pikirannya dan lebih baik lagi setelah
menggunakan waktu luang yang sebaik-baiknya.
Sumber : erlita.dani@gmail.com